Indra Dwi Prasetyo

Tahun Baru dan Merubah Perubahan

Metamorfosis

Manusia merupakan makhluk paling kompleks dimuka bumi. Kita bisa menilai manusia dari pelbagai sudut pandang dan ragam cara pendekatan, baik historis, sosiologis, agama hingga psikologis. Masing-masing pendekatan memberikan perspektif yang berbeda tentang diri manusia. Menyoal tentang perubahan-perubahan, manusia memang makluk yang tak bisa dilepaskan dari gejolak perubahan ini; baik secara positif maupun negatif. Pergantian tahun dianggap sebagai satu katalisator manusia untuk berubah, menuju perbaikan. Lantas, apakah manusia sendiri mampu untuk berubah? Atau mungkin manusia adalah objek dari perubahan itu sendiri?

Kadangkala, perubahan dimaknai sebagai sesuatu yang sistemik dan radikal. Ia menyusur hingga pada titik sistem dan struktur pada suatu komponen. Misal, pada sebuah rancang bangun sebuah rumah, atau pada skema konstruksi sebuah teori. Jika terjadi sebuah perubahan, lantas sedikit banyak akan memengaruhi variabel lainnya. Atau pada bahasa berbeda, terjadi  keterkaitan antar variabel. Secara teoritis, mungkin dapat dikatakan demikian, namun ketika ia mendapat titik tekan kepada manusia sebagai makhluk yang kompleks dan dinamis, kadangkala terdapat reduksi-reduksi dari perubahan tersebut. Di dalam sebuah skema korporasi yang kotor, misalnya, dimana semua orang terlibat dan menikmati sebuah kejahatan secara simultan dan akumulatif bernama korupsi, akan sulit kiranya jika ingin dirubah hanya dari lapisan superfisial atau dasar saja. Ada sebuah istiilah yang berbunyi “once it gets there, it stays there”, jika suatu itu sudah terdapat disana, maka ia akan menetap disana!

Perubahan yang tidak direstui secara sistemik, terlebih terhadap mereka yang memiliki kuasa untuk itu, agaknya sedikit sulit untuk diperoleh. Ada semacam pakem bersama yang sulit dilepas, layaknya kerengkeng yang mengikat kuat! Rothstein (2007) pernah berujar bawa fenomena ini dikarenakan tidak adanya pemain dari sebuah permainan yang berniat dan memiliki alasan untuk mengubah strategi internal mereka. Lebih spesifik, “jika semua orang korupsi, kenapa aku tidak?”, ujar Gunnar Myrdal (1898)—peraih Nobel dari Swedia. Konsekuensi logis dari pola semacam ini adalah stagnansi perubahan. Perlu ada sebuah sistem dan individu yang revolusioner, jika tidak, maka istilah “monkey see, monkey do” akan tetap eksis di otak para setiap individu; apa yang aku lihat, maka itu yang aku lakukan.

Di atas merupakan sekelumit skenario proses dan tantangan perubahan yang terjadi secara komunal yang melibatkan orang banyak. Lantas,  bagaimana jika skenario perubahan terjadi didalam diri kita sendiri? Leo Tolstoy (1828), sastrawan Rusia pernah berkata: “banyak yang tahu bahwa orang lain harus berubah, namun sedikit yang tahu bahwa mereka sendirilah yang harus berubah”. Memang benar, manusia sebagai titik sentris dimana segala perubahan di sekitarnya terjadi karena tangan dan buah pikirnya, atau pada istilah berbeda manusia adalah ukuran daripada sesuatu, termasuk perubahan-perubahan sendiri, ucap Protagoras (485 SM), seorang filsuf Yunani.

Atas dasar itu, untuk melakukan perubahan secara internal, manusia harus mampu menyelaraskan segala yang ada didalam dirinya secara integral dan revolusioner; perkataan, pikiran dan perbuatan. Perubahan radikal tidak akan terjadi ketika salah satu elemen tersebut tidak terpenuhi, persis sama seperti studi kasus di paragraf sebelumnya. Rhenald Khasali pernah menulis di dalam bukunya Re-code Your Change DNA (2007) bahwa “perubahan pada dasarnya bukanlah menerapkan teknologi, metode,struktur, atau manajer-manajer baru. Perubahan pada dasarnya adalah mengubah cara manusia dalam berfikir dan berperilaku”. Maka, benarlah apa kata Syeikh Jalalluddin Rumi beberapa dekade lalu, bahwa: “kemarin, aku menjadi pintar untuk mengubah dunia. Hari ini aku menjadi bijak untuk mengubah diriku sendiri”. Wallahu a’lam bish-shawabi

Selamat Tahun Baru 2018

Semoga kita menjadi pribadi yang baru lahir dan batin

Share now
Share on whatsapp
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on email
Related articles

Leave a Comment

Your email address will not be published.

Scroll to Top