Kapan terakhir teman-teman memiliki satu waktu yang asyik dan digunakan untuk “bermain”? Ok, saya salah, seharusnya bermain tanpa tanda kutip.
Kalau kita merasa bahwa hidup kita terlalu monoton: bangun tidur-kerja-pulang-tidur, barangkali kegelisan yang juga dialami Rodsky di bukunya “Find Your Unicorn Space: Reclaim Your Creative Life in a Too-Busy World” sedikit membantu.
Setuju, kita emang sedang hidup di dunia yang serba sibuk. Terlebih, teman-teman yang sekarang tinggal dan bermatapencarian di kota-kota besar.
Pertanyaannya, apakah kesibukan tersebut membuatmu lebih kreatif? Atau justru sebaliknya?
Ada sebuah istilah di dalam bukunya, di mana Rodsky menyebutnya “the unicorn space”. Ini adalah ruang di mana kita tetap bisa menjadi diri kita dengan melakukan hal konyol yang kita suka.
Kenapa the unicorn space (karena susah ngetiknya, saya ganti menjadi “ruang gila”) ini penting? Karena tanpa menyisihkan waktu untuk diri kita, kita nyaris akan kehilangan kreatifitias kita.
“ruang gila” bukan sekadar melakukan apa yang kita suka atau hobby kita, ini tentang menyisihkan waktu untuk diri kita sendiri. Titik.
Tapi Ndra, bukannya hobby dilakukan diwaktu luang ya? Kalau gak ada waktu ya tetap aja susah.
Itulah mengapa, “ruang gila” adalah waktu yang kita prioritaskan untuk kita, ditengah kesibukan kita. jadi, tidak menunggu waktu kosong, melainkan mengosongkan waktu dengan sengaja untuk aktifitas yang kita suka.
Ruang Gila: Laki-laki vs Perempuan
Istri saya adalah orang yang gila kerja. Jangan dibayangkan, sebagai pramugari yang harus PP dari suatu negara ke negara lain, ia tak jarang harus pergi belanja yang kemudian ia jual lagi di Indonesia (jastip). Saya pernah bertanya iseng;
“kamu emang gak capek ya? Coba chill dikit”, ucap saya.
“Gak bisa Mas. Kayak ada rasa bersalah aja kalau waktu gak digunakan semaksimal mungkin”, jawabnya.
Saya pikir jawaban ini subjektif, ternyata secara studi emang demikian. Perempuan memiliki rasa bersalah yang lebih tinggi untuk “ruang gila” mereka.
Hal ini wajar, karena secara sejarah, perempuan harus bekerja, mengurusi rumah serta mengasuh anak-anak, sehingga gen produktif lekat pada mereka.
Namun, saya pikir, hidup di zaman modern ini, semua gender berhak memilki “ruang gila” mereka masing-masing.
Buat perempuan, wajar aja untuk me-time dengan make-up, belanja atau netflix mereka, atau bermain PS, nongkrong sampai malam, atau olahraga bagi laki-laki. Tanpa kegiatan-kegiatan yang kita sukai, kita akan kehilangan diri kita sendiri.
Kehilangan Identitas
Saya sering bertemu dengan para content creator yang penghasilannya mengalahkan para pimpinan di perusahaan-perusahaan BUMN dan sejenisnya. Saya iseng bertanya, apa rahasianya? They have their time to be crazy.
Bagi kita yang melihat kehidupan para influenser, mungkin mengerutkan dahi di mana mereka kadang membuat konten–yang menurut kita–gila. Tapi itulah yang membentuk mereka.
Kegilaan-kegilaan kecil ternyata penting bagi kita untuk membentuk jati diri kita–identitias kita.
Karena dengan “spark-spark” kecil semacam itu, rasa penasaran kita bertumbuh dan kreatifitas kita juga akan semakin terasah. Kegilaan yang sudah kita hilangkan saat ini.
Setidaknya ada tiga hal menurut Rodsky yang membantu kita menghidupkan “ruang gila” kita:
- Tidak apa untuk “tidak ada”. Ya, ada saatnya untuk matikan HP, enjoy your time. Take your chill seriously 😀
- Jangan menyesal, merasa bersalah dan malu. Sebagai manusia, emang wajar banget untuk menjadi manusia. Enjoy your time with what you like. Dan jangan merasa bersalah karenanya. Tentu saja, selama tidak menggangu pekerjaanmu yang sebenarnya.
- Be you. Jangan fake. Gunakan “ruang gila” yang kamu suka. Jangan ikut-ikutan orang. Make yourself happy.
***
Di akhir tulisan ini, saya ingin kembali bertanya ke teman-teman pembaca tulisan ini, apakah rutinitas kamu selama ini membuat hidup kamu lebih bermakna dan bahagia, atau jangan-jangan, you lost yourself?
Jika jawaban kamu adalah yang kedua, tidak ada salahnya untuk menyelipkan waktu-waktu gila kamu di keseharian kamu. Misal, bawa komik ke kantor dan baca ketika luang, makin game bareng temen, hang out disela-sela weekend, dst.
Bukankah hidup sudah cukup gila untuk kita seriusin? :p
***
Sabtu 11 Februari 2023,
Jakarta.