Indra Dwi Prasetyo

Kajian Ramadhan #4: Berhijrah Kepada Allah

Berhijrah Kepada Allah

“Allah ada, dan tiada sesuatu pun di samping-Nya, dan kini Dia sebagaimana ada-Nya semula”

(Al-Hikam)


Bagaimana kita bisa menyandingkan sesuatu selain Allah, sementara Ia adalah zat yang mutlak? Tidak ada yang mengawali-Nya, tidak ada pula yang mengakhiri-Nya. Pertanyaan kita tentang-Nya hanyalah gangguan kesadaran akan kehadiran-Nya.

Ketika kita merasa kehilangan Dia, semata karena kita yang tidak bersandar kepada-Nya. Tidak ada yang berubah, Dia adalah seperti sebagaimana ada-Nya semula, kitalah yang berubah.


“Janganlah cita-citamu tertuju pada selain Allah. Harapan seseorang tak akan dapat melampai Yang Maha Pemurah”- (Al-Hikam)


Agar bisa memiliki penghidupan yang bahagia, tentram dan tenang; maka kelurusan pandangan kita kepada Allah adalah kuncinya. Jangan meminta sesuatu selain daripada-Nya dan menaruh harapan penuh kepada selain-Nya.  Kelurusan pengharapan hanya kepada Allah dinarasikan dengan baik oleh Ibn’ Athaillah pada kalimat berikut:

Jangan memohon kepada selain Allah karena Dia-lah yang memenuhi hajatmu. Bagaimana sesuatu selain-Nya bisa mengubah sesuatu yang sudah ditetapkan-Nya? Dan bagaimana orang yang tak mampu membebaskan dirinya dari kebutuhan dapat membebaskan kebutuhan orang lain?”- (Al-Hikam)


Maka, dalam berhijrah kepada Allah, dalam bukunya, Ibn’ Athaillah meminta kita untuk berhenti meminta kepada selain-Nya. Tumbuhkan kepercayaan diri kita, lalu sapalah Allah Sang Pemenuh kebutuhan kita dengan doa-doa kita. Bekerjalah dalam keakraban yang senantiasa terpelihara dengan spektrum-Nya.

Wallahu A’lam Bish Shawab.

Sumber: El-Hasany, I. S. (2015). Al-hikam: Untaian hikmah Ibnu Athaillah. Jakarta: Zaman.

Melbourne, 20 Mei 2018

Share now
Share on whatsapp
Share on facebook
Share on twitter
Share on linkedin
Share on email
Related articles

Leave a Comment

Your email address will not be published.

Scroll to Top